JACKPOT89.INFO - Juventus tengah merancang transaksi dengan Chelsea. Seperti dilaporkan Calciomercato, mereka berniat mendatangkan Jorginho dengan Miralem Pjanic sebagai alat tukarnya.
Ini bisa saja terealisasi mengingat Chelsea memang menginginkan sosok Pjanic. Sementara Jorginho, well, bukan rahasia lagi kalau dia adalah pemain favorit Maurizio Sarri. Pemain berdarah Brasil itu jadi bagian timnya saat masih membesut Napoli dan Chelsea.
Tentu saja ini bukan perkara hubungan Sarri dengan Jorginho belaka, tapi ada faktor urgensi di belakangnya. Dia adalah salah satu yang terbaik soal menyeimbangkan area sentral.
Ketika bangunan serangan ada di fase awal, Jorginho punya tugas untuk melepaskan operan dan pergerakan tanpa bola. Fungsinya agar lawan fokus memusatkan tekanan pada satu titik saja. Ia seperti umpan yang mengalihkan fokus lawan.
Selanjutnya, Jorginho mesti melancarkan operan ke titik lainnya demi menjaga progresi aliran bola. Bila sudah ada dalam fase ini, tugas Jorginho bertambah. Ia harus bisa mengumpan ke gelandang yang posisinya lebih maju. Demikian peran Jorginho selama Chelsea dinaungi Sarri.
Gamblangnya, Sarri membutuhkan gelandang bertahan yang tak cuma defensif, tetapi juga mampu distributor aliran bola.
Lha, bukannya Pjanic juga demikian?
Ini masalahnya. Pjanic tak cukup klop dalam skema Sarri. Kekalahan dari Olympique Lyon di leg pertama babak 16 besar Liga Champions jadi buktinya.
Aliran serangan Juventus pampat. Rodrigo Bentancur yang di laga sebelumnya tampil ciamik sebagai regista juga tak lagi kentara.
Respons Sarri untuk menariknya keluar di pertengahan babak kedua juga terlambat. Juventus nihil shot on target hingga laga rampung.
Sebaliknya, Juventus malah tampil ciamik saat menjamu Inter Milan setelahnya. Sarri mengesampingkan Pjanic di bench. Bentancur kembali menjadi poros di area sentral.
Pemain asal Uruguay itu dibantu Blaise Matuidi dan Aaron Ramsey. Nama yang disebut belakangan itu kemudian muncul sebagai bintang lapangan usai menyumbang satu gol dan satu assist.
Juventus tak hanya agresif, tetapi juga terbukti mampu mengebiri serangan Inter. Buktinya, cuma sekali Romelu Lukaku cs. melepaskan tembakan tepat sasaran. Itu pun melalui sepakan dari luar kotak penalti.
Soal kemampuan olah bola dan eksekusi bola mati, kredibilitas Pjanic tak perlu diragukan lagi. Namun, beda cerita soal atribut bertahan.
Menyitat Whoscored, rata-rata tekel serta intersep Pjanic di Serie A mencapai 1,7 dan 1,2. Ini lumayan, sih. Akan tetapi masih kalah dari Jorginho yang torehan tekel dan intersep-nya mencapai 2,2.
Menukar Pjanic dengan Jorginho adalah langkah jitu buat Juventus. Pertama, karena Jorginho merupakan figur ideal untuk menyeimbangkan lini tengah Bianconeri. Alasan selanjutnya, ya, karena Jorginho telah mengenal pendekatan permainan Sarri --yang tentu jadi nilai plus ketimbang Pjanic.