jackpot89.info - Bila mengulas mengenai mi, ada sebuah sajian unik yang dikenali dengan Mi Panjang Umur atau Long Life Noodle.
Saat ini kemungkinan gampang mendapati mi panjang umur di restaurant yang sediakan chinese food.
Keunikannya ialah sajian ini dalam adat keluarga Tionghoa jarang-jarang dinikmati tiap hari, tetapi 5 kali dalam satu tahun . Maka saat nikmati sajian ini di hari biasa, itu jadi hal yang aneh.
Sajian yang gampang diolah berbahan yang simpel ini bermakna yang dalam untuk warga Indonesia turunan Tionghoa.
Asal-usul mi panjang umur
Adat mi panjang umur dipercaya datang dari pemerintah Dinasti Han yang memerintah dari tahun 202 Saat sebelum Masehi sampai 9 Masehi. Narasi sebagai background lahirnya adat ini juga cukup lucu.
Sebuah narasi bercerita bagaimana Kaisar Wu yang pimpin Dinasti Han waktu itu sedang berunding dengan beberapa menterinya berkenaan philtrum.
Mereka mengulas bagaimana philtrum yang ada di tengah hidung dan mulut itu mempunyai makna, di mana 1 cm dari jarak itu mendefinisikan hidup 100 tahun.
Kaisar Wu selanjutnya ditertawai oleh menterinya yang namanya Donk Fangshou. Menteri Donk ketawa karena memikirkan begitu panjangnya muka Peng Zu bila apa ulasan berkenaan philtrum itu betul.
Peng Zu sendiri ialah seorang pria yang populer yang dipercaya sebagai legenda umur panjang, di mana dipercayai hidup sepanjang 833 tahun.
Bila memakai opini Kaisar Wu, pasti muka Peng Zu sangat panjang. Maka dari itu opini Kaisar Wu juga ditampik mentah-mentah dan ditertawai oleh menteri-menterinya.
Meskipun ditertawai, kelihatannya opini Kaisar Wu malah jadi adat yang dipercaya sampai sekarang ini. ? (mià n) yang disimpulkan sebagai muka, dapat disimpulkan sebagai mi.
Keyakinan Kaisar Wu ialah muka yang panjang memiliki arti umur yang panjang dapat disimpulkan jadi mi yang panjang memiliki arti umur yang panjang.
Selainnya asal usulnya yang terdaftar saat periode Dinasti Han, penemuan berkenaan terkenalnya mi panjang umur dicatat saat periode Dinasti Tang yang kuasai tanah Tiongkok dari tahun 618 sampai 907.
Ini dianggap dengan penemuan sebuah cuplikan puisi kreasi Liu Yuxi, seorang penulis puisi populer dari Dinasti Tang.
"Menggenggam mi dengan sumpit sekalian mengatakan doa-doa untuk lahirnya masa datang yang lebih ceria", diambil dari puisi Liu Yuxi.
Sebagai adat yang telah digenggam semenjak beribu tahun kemarin, selainnya narasi berkenaan Kaisar Wu dan puisi Liu Yuxi diketemukan narasi berkenaan mi umur panjang yang lain dari beragam dinasti.
Lewat Wikipedia.org Fu Lu Shou di mana Dewa Shouxing yang dipercaya bawa umur panjang ada di segi paling kiri.
Lima ide karunia
Umur yang panjang adalah dari 5 ide karunia yang disegani oleh turunan Tionghoa. Lima karunia itu ialah kesehatan, kekayaan, umur panjang, cinta kebijakan, dan kematian yang damai.
Umur yang panjang bersama-sama dengan tuntunan Taoisme, yaitu seorang manusia seharusnya menghargakan hidupnya yang sekarang ini.
Ini kemungkinan tingkatkan kemauan untuk mempunyai umur yang panjang, bahkan juga capai keabadian.
Umur yang panjang dilukiskan lewat keyakinan ke Dewa Nanji Laoren, salah satunya dari 3 bintang Fu Lu Shou.
Fu Lu Shou ialah tiga dewa yang terkenal dan dipercaya masing-masing mempresentasikan peruntungan (Fu), kekayaan (Lu) dan umur panjang (Shou)
Dewa Nanji Laoren atau yang disebutkan dengan Shouxing dipercaya mempunyai kekuatan untuk mengontrol takdir dari sebuah negara sampai panjang umur dari semua makhluk hidup.
Dewa Nanji Laoren umumnya dilukiskan sebagai seorang pria tua dengan janggut putih yang panjang, bawa buah persik (simbol umur panjang) dan tongkat berkepala naga.
Kompasianer Jeniffer Gracellia Mi panjang umur dengan sajian yang lain.
5 kali satu tahun
Karena Kaisar Wu, adat konsumsi mi untuk memperoleh umur yang panjang masih dilaksanakan beberapa warga Indonesia turunan Tionghoa. Karena artinya yang khusus, mi panjang umur tidak bisa dimakan pada beberapa hari biasa.
Terhitung pada sebuah tahun, penulis cuman bisa konsumsi sajian khusus ini 5x satu tahun pada 5 hari perayaan yang khusus. 5 hari itu ialah hari ulang tahun, Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, Festival Hari Bakcang dan Festival Kue Bulan.
Umumnya mi panjang umur dihidangkan bersama dengan telur merah, sebagai lambang kelahiran atau awalan yang baru, saat rayakan hari ulang tahun.
Dan di perayaan penting yang lain mi panjang umur dihidangkan bersama dengan sajian lain yang bermakna dan adat yang berakar kuat.
Saat seorang masyarakat turunan Tionghoa bawa perbekalan mi panjang umur pada hari biasa ke sekolah, karena itu sudah tentu salah satunya dari anggota keluarganya sedang berulang-ulang tahun di hari itu.
Ketentuan nikmati mi panjang umur
Nikmati mi panjang umur juga tidak dengan asal-asalan. Ada ketentuan khusus. Pertama ialah jangan sampai menggunting satu mi juga dari sajian mi panjang umur.
Ada keyakinan saat seorang menggunting mi itu, karena itu dia ikut juga menggunting atau menyingkat umurnya.
Ini berlaku saat seorang mengkonsumsinya, karena itu harus langsung disantap secara utuh tanpa digigit.
Ketentuan yang ke-2 ialah mi pun tidak bisa terputus saat diolah. Mi harus disajikan apa yang ada. Ketentuan yang ke-3 ialah harus memakai sumpit.
Langkah menyajikan mi panjang umur
Tiap keluarga mempunyai resepnya masing-masing dalam menyajikan mi panjang umur. Beragam tipe mi dipakai, dari mi kuning, mi telur, sampai misua.
Pada beberapa keluarga turunan Tionghoa, mi panjang umur selalu disiapkan dengan misua.
Misua ialah mi warna putih lembut dan tipis yang dibuat dari tepung terigu.
Bumbu yang dipakai beragam jenis. Bila di restaurant, menyajikan mi panjang umur umumnya memakai kecap manis, sauce tiram sampai minyak wijen.
Tetapi ada pula yang mengolah mi panjang umur tidak memakai banyak bumbu. Cuman menambah garam, penyedap rasa dan bawang putih.
Sementara bahan campurannya ada yang memakai kacang buncis, wortel, jamur shitake dan potongan telur dadar.
Content ini sudah tampil di Kompasiana.com dengan judul "Asal mula dari Mi Panjang Umur yang Dimakan 5 Kali Satu tahun"