jackpot89.info - Team periset belakangan ini lakukan penyekenan sinar-X pada belati besi yang punya firaun Mesir, Tutankhamun. Periset ingin ketahui bagaimana belati yang dari meteorit itu dibikin.
Belati Tutankhamun telah lama jadi mistis. Belati ini pertama kalinya diketemukan saat arkeolog masuk ruangan penyemayaman Tutankhamun di Lembah Beberapa Raja di tahun 1920-an.
Mereka mendapati belati sejauh 30 cm antara kemewahan penyemayaman Tutankhamun.
Tetapi seperti diambil dari Gizmodo, Sabtu (19/2/2022) yang membuat arkeolog ketidaktahuan waktu itu ialah bilahnya dibuat dari besi. Sementara Jaman Besi baru diawali satu era sesudah meninggalnya.
Hal itu membuat periset yakin, jika material yang dipakai untuk membikin belati datang dari besi meteorit yang jatuh ke Bumi dan baru ditempa setelah itu.
Tapi pertanyaannya tipe meteorit apa yang dipakai dan bagaimana itu ditempa?
"Untuk pahami pembikinan dan asal belati, kami lakukan analitis kimia dua dimensi non-kontak dan non-destruktif dari belati," kata Tomoko Arai, periset dari Institut Tehnologi Chiba di Jepang.
Periset selanjutnya memetakkan susunan elemen bilah dengan menerangi sinar-X di atasnya, mengutarakan fokus besi, nikel, mangan, dan kobalt. Dan di bercak-bercak hitam pada bilahnya, mereka mendapati belerang, klorin, kalsium, dan seng.
Periset sukses mengenali jika logam yang dipakai datang dari tipikal meteorit oktahedrit.
"Kedatangan skema di senjata Tutankhamun memperlihatkan jika belati itu dibuat dari oktahedrit, barisan meteorit besi paling besar," terang Arai.
Skema di belati Mesir kuno ini ungkap bagaimana itu dibikin, yakni ditempa dengan panas yang relatif rendah, sekitaran kurang dari 950 derajat Celcius.
"Kami mendapati bintik hitam kecil di sejumlah tempat di atas.Kami berpikir itu karat tetapi rupanya sebagai besi sulfida yang biasa terjadi sebagai inklusi dalam meteorit besi oktahedrit," tutur Arai.
Walau demikian, analitis kimia tidak dapat memberi panduan mengenai asal mula belati.
Namun saat periset menyaksikan rangkaian tablet berumur 3400 tahun yang dikenali sebagai Surat Amarna, disana disebut berkenaan belati besi dalam sarung emas.
Belati itu dikatakan sebagai pemberian dari raja di daerah Anatolia ke Amenhotep III, kakek Tutankhamun.
Jadi bisa jadi, belati luar angkasa Tutankhamun ini sebagai hadiah dari negeri tetangga.
Apa lagi batu permata di gagang belati dilekatkan dengan plester kapur, yang umum dipakai di daerah Anotolia tapi tidak terkenal di Mesir.
Periset menyebutkan riset di masa datang dibutuhkan untuk menolong mengonfirmasi selanjutnya tentang belati ini.
Penemuan dipublikasi di Meteoritics dan Planetary Science.