Outlet Berita China Tidak Sengaja Bocorkan Perintah Sensor Liputan Perselisihan Rusia-Ukraina

BEIJING, .jackpot89.info - Sebuah upload sosial media yang tidak tersengaja mengutarakan bagaimana satu outlet China mengaplikasikan sensor saat dunia bergelut dengan kenaikan perselisihan Rusia-Ukraina.

The Washington Post memberikan laporan, Horizon News, sisi dari Beijing News, yang dipunyai oleh Partai Komunis China, mengupload di halaman Weibo-nya pada Selasa (22/2/2022) berkaitan "perintah" langkah tutupi bertambahnya kemelut Rusia-Ukraina.

China sudah perkuat koalisinya dengan Rusia dalam tahun-tahun ini. Ke-2 negara jadi partner ekonomi yang makin aktif.

Perdagangan di antara China dan Rusia tumbuh dari 10,7 miliar dollar AS pada 2004 jadi 140 miliar dollar AS pada 2021, menurut Think Tank Carnegie Moscow Center.

Batas ketat diterapkan China pada kebebasan jurnalis. Outlet berita di negara tersebut terbatasi dalam apa yang bisa mereka ucapkan tanpa terlibat pemerintahan.

Dalam upload Weibo, Horizon News mengatakan jika content apa saja yang memvisualisasikan Rusia secara tidak bagus tidak dipublikasi.

Hal sama berlaku untuk cerita pro-Barat, menurut The Post.

Upload Weibo itu sudah dihapus di hari yang serupa berdasarkan catatan The Post.

Beijing News media sosial akun accidentally posts its own censorship orders from high up: ban on posts that are "not positive toward Russia or positive toward West", all pemakai comments must be carefully screened and slowly posted.

"Simpelnya, China harus memberikan dukungan Rusia dengan support emosional dan kepribadian sekalian mengendalikan diri dari menginjak-injak Amerika Serikat dan Uni Eropa," Ming Jinwei, editor senior di Xinhua News Agen, menulis dalam website WeChat yang diambil oleh Pos.

Xinhua ialah agen jurnalis sah pemerintahan China.

"Di masa datang, China akan memerlukan pemahaman dan support Rusia saat bergelut dengan Amerika untuk menuntaskan permasalahan Taiwan sekali dan untuk selama-lamanya," lebih editor itu selanjutnya seperti dikutip Insider pada Rabu(23/2/2022).

Pada pihak AS, Presiden Joe Biden umumkan beberapa ancaman baru untuk memberi hukuman Rusia pada sesuatu yang dilukiskan Gedung Putih sebagai "awalnya agresi."

"Itu (Rusia) tidak bisa kembali kumpulkan uang dari Barat dan tidak dapat memperdagangkan hutang anyarnya di pasar kami atau pasar Eropa ," kata Biden mengenai ancaman AS ke Rusia.