Gempuran Rusia Ke Ukraina, Siapa Negara Pendukung Mereka?

jackpot89.info - Rusia sudah memperlancar gempuran militer pada Ukraina pada Kamis (24/2/2022) kemarin.

Gempuran itu terjadi sesudah Presiden Rusia Vladimir Putin sampaikan pidato dan mengumumkan operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Sesudah pidato itu disiarkan, suara ledakan kedengar di Kramatorsk, Ukraina yang dituruti laporan suara ledakan atau shooting artileri di Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan ibukota Kiev.

Dikutip dari jackpot89.info, Jumat (25/2/2022), satu hari sesudah Rusia serang Ukraina, ada 137 masyarakat Ukraina meninggal dan 316 orang yang lain cedera karena gempuran itu.

"Ini hari kami sudah kehilangan 137 pahlawan kami, masyarakat negara kami. Militer dan sipil," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Gempuran Rusia ke Ukraina memacu reaksi beberapa negara. Beberapa negara mencela gempuran itu dan jatuhkan ancaman ke Rusia.

Tetapi beberapa negara yang lain bergerak dan mengatakan keberpihakkannya.


Negara yang memberikan dukungan Ukraina


Beberapa negara yang mencela dan jatuhkan ancaman ke Rusia atas gempuran pada Ukraina, salah satunya:


1. Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden selekasnya mengatakan sikap sebentar sesudah gempuran Rusia pada Ukraina. Ia menyebutkan, gempuran Rusia tidak berargumen dan tidak bisa dibetulkan.

Dikutip dari India Today, Kamis (25/2/2022), dia janji jika Amerika dan sekutunya akan minta pertanggungjawaban pada Rusia atas gempuran yang dilakukan.

Awalnya, AS menampik keinginan Rusia supaya Ukraina tidak jadi anggota NATO.

Sebagai anggota NATO paling kuat, AS menggenggam kunci berkenaan perlakuan apa yang hendak terjadi nantinya.

Bahkan juga, Amerika diberitakan sudah mengirim senjata dan pasukannya ke lingkungan Kyiv.

Hal itu dilaksanakan untuk menahan ada resiko yang kronis karena gempuran Rusia ke Ukraina.


2. Inggris

Dikutip dari Aljazeera, Kamis (24/2/2022), Pertama Menteri Inggris Boris Johnson akui, kaget atas tindak gempuran Rusia ke Ukraina.

Walau begitu, dia sudah bicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengulas cara seterusnya.

"Presiden Putin sudah pilih jalan pertumpahan darah dan keruntuhan dengan mengeluarkan gempuran tidak berargumen ini pada Ukraina," katanya di account Twitter-nya, Kamis (24/2/2022).

Dalam pidato dikatakannya, Boris Johnson menjelaskan akan jatuhkan ancaman besar untuk menghalangi ekonomi Rusia.

"Ini hari, bersama dengan sekutu kami, kami akan menyepakati paket besar ancaman ekonomi yang direncanakan ketika waktunya untuk menghalangi ekonomi Rusia," katanya.


3. Uni Eropa

Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen mencela gempuran Rusia pada Ukraina dan janji minta pertanggungjawaban negara tersebut.

"Kami benar-benar menyumpah gempuran Rusia yang tidak bisa dibetulkan pada Ukraina. Di saat-saat gelap ini, pemikiran kami bersama Ukraina dan wanita, pria, dan anak-anak yang tidak bersalah saat mereka hadapi gempuran dan ketakutan yang tidak berargumen ini untuk hidup mereka," catat Ursula von der Leyen di saya twitter resminya, Kamis (24/2/2022).

"Kami akan minta pertanggungjawaban Kremlin," paparnya.



4. Jerman

Sesudah agresi yang sudah dilakukan Rusia ke Ukraina, Jerman selekasnya hentikan tugas satu pipa minyak yang menyambungkan Rusia ke Jerman.

Keputusan itu diperhitungkan, karena gempuran Rusia memiliki imbas yang semakin makin tambah meluas, khususnya di bagian ekonomi.

Jerman menempatkan keterikatan ekonomi paling besar Eropa ke gas Rusia.

Awalnya, ekonomi paling besar Eropa sudah meluaskan jalinan perdagangan dan energi dengan Moskow dalam tahun-tahun ini.


5. Italia

Pertama Menteri Mario Draghi menyumpah keras gempuran Rusia pada Ukraina. Dia menyebutkan gempuran itu tidak bisa dibetulkan.

Maka dari itu, Italia mengatakan memberikan dukungan Ukraina dan akan bekerja bersama dengan sekutu Eropa di NATO untuk memberi ancaman ke Rusia.

Mario Draghi sudah minta Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan akhiri gempuran yang sudah dilakukan.

"Italia berdiri antara rakyat dan lembaga Ukraina di saat menegangkan ini," kata Mario Draghi, dikutip dari Aljazeer, Kamis (24/2/2022).

"Kami bekerja dengan sekutu Eropa dan NATO kami untuk selekasnya memberi respon, dengan persatuan dan kemauan," paparnya.


6. Perancis

Presiden Emmanuel Macron mengatakan support Prancis ke Ukraina.

Emmanuel Macron menjelaskan akan berdiri disebelah Ukraina dan mengingatkan jika gempuran yang sudah dilakukan Rusia akan mempunyai resiko serius.

"Kami akan menyikapi tanpa kekurangan pada perlakuan perang ini, dengan tenang, kemauan dan persatuan," kata Macron.


7. Australia

Pertama Menteri Scott Morrison menjelaskan, ancaman pada Rusia bisa menjadi undang-undang semenjak hari Jumat tapi tidak mulai berlaku sampai akhir Maret.

"Kesempatan untuk usaha yang mempunyai operasi dan kebutuhan usaha yang paling syah di Rusia dan di daerah Ukraina yang terserang imbas agar bisa mengubah pada penataan mereka," katanya, diambil dari Aljazeera Kamis (24/2/2022).

Ia menambah, perlakuan itu sebagai balasan untuk gempuran dan teror yang sudah dilakukan oleh Rusia ke Ukraina karena tidak berargumen dan menyalahi hukum.

"Argumen kami lakukan ini ialah harus ada harga untuk gempuran dan teror dan gertakan yang tidak berargumen, menyalahi hukum, tidak berargumen, tidak bisa dibetulkan dan gertakan yang sudah diterapkan oleh Rusia pada Ukraina. Ini tidak menjadi perlakuan bebas resiko oleh Vladimir Putin dan pemerintahan Rusia," paparnya.


8. Jepang

Jepang mencela gempuran yang sudah dilakukan Rusia ke Ukraina.

Melaui info yang dikatakan oleh Pertama Menteri Fumio Kishida, Jepang menyumpah perlakuan militer Rusia dan akan memberi respon secara cepat bersama dengan AS dan sekutu yang lain.

"Agresi Rusia ini berdiri untuk tempatkan pada resiko konsep dasar aturan internasional yang larang perlakuan kemampuan sepihak dalam usaha untuk mengganti status quo. Kami benar-benar menyumpah Rusia, dan kami akan memberi respon secara cepat bekerja bersama dengan AS dan beberapa negara Barat yang lain," tutur Kishida dikutip dari Aljazeera Kamis (24/2/2022).


9. Korea Selatan

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menjelaskan Korea Selatan akan tergabung dalam ancaman ekonomi ultilateral ke Rusia sebagai respon atas operasi militernya di Ukraina.


Penyataan itu dikatakan Moon Jae-in pada tatap muka Dewan Keamanan Nasional jika kedaulatan, daerah, dan kemerdekaan Ukraina harus disegani


10. Bulgaria, Rumania, dan Estonia 

Bulgaria, Rumania, Estonia, Latvia, Lithuania, Slovakia, dan Slovenia yang disebut sisi dari Uni Soviet dan jadi anggota NATO di tahun 2004 dengan alami melawan perlakuan Rusia di Ukraina.



Negara yang ada di faksi Rusia

Beberapa negara sudah mengatakan support ke Rusia sesudah Vladimir Putin umumkan gagasan untuk serang Ukraina.

Bahkan juga beberapa negara itu memberikan dukungan perlakuan Vladimir Putin yang mengaku kemerdekaan dua daerah separatis pro-Rusia, yakni Donetsk dan Luhansk.

Berikut sejumlah negara yang diartikan:


1. Kuba

Negara Kuba tergabung dengan Vladimir Putin dalam mengaku Donetsk dan Luhansk.

Awalnya, separatis yang disokong Moskow sudah kuasai daerah Ukraina tenggara yakni, Donetsk dan Luhansk sepanjang nyaris 8 tahun.

Walau begitu, dikutip dari Aljazera, Selasa (22/2/2022), Vladimir Putin baru mengaku mereka pada Senin (21/2/2022) dan buka jalan dengan cara resmi untuk pasukan Rusia di wilayah yang terkuasai pemberontak dan tempati sekitaran sepertiga dari Donetsk dan Luhansk.


2. Suriah

Susul pernyataan Vladimir Putin atas Donetsk dan Luhansk yang pisahkan diri di Ukraina Timur, pemerintahan Suriah dan Yaman yang dipegang oleh Houthi secara de facto sudah mengatakan support mereka pada maklumat kemerdekaan dua daerah itu.

Dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (22/2/2022), Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad menjelaskan, faksinya sudah bekerja bersama dengan Donetsk dan Luhansk.

"Kami sudah bekerja bersama dengan republik Donetsk dan Luhansk untuk waktu lama, dan kami yakin jika keadaan sekarang ini akan menolong tingkatkan kerja-sama ini," katanya.

"Lebih dari sebelas tahun, Suriah sudah alami perang teroris yang belum sempat terjadi awalnya, dan sudah pasti semuanya orang tahu jika kami sudah meraih kemenangan lapangan penting atas terorisme karena angkatan membawa senjata kami dan support dari sekutu dan rekan-rekan, yang dipegang oleh Rusia," paparnya.


3. Nikaragua

Presiden Nikaragua Daniel Ortega menjadi satu diantara pimpinan dunia pertama kali yang memberikan dukungan sikap Rusia atas Ukraina di hari Senin (21/2/2022).

Dikutip dari Reuters, Senin (21/2/2022), Daniel Ortega menjelaskan jika tundakan Presiden Vladimir Putin mengaku kemerdekaan dua daerah Donetsk dan Luhansk yang dikontrol oleh separatis yang disokong Moskow ialah tepat.

"Saya percaya jika mereka lakukan referendum seperti yang sudah dilakukan di Krimea, orang akan memutuskan untuk mencaplok daerah ke Rusia," kata Daniel Ortega.


4. Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan support penuh ke Rusia dalam hadapi sikap agresif yang diambil oleh Amerika Serikat, Uni Eropa (UE), dan Kesepakatan Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Support itu dikatakan di hari Selasa, (22/2/2022).

"Venezuela umumkan semua suportnya untuk Presiden Vladimir Putin dalam bela perdamaian di Rusia, rakyatnya, dan tanah airnya. Semua support kami untuk Presiden Putin!," kata Nicolas Maduro, diambil dari TeleSUR, Rabu (23/2/2022).

"Perdamaian Rusia ialah perdamaian dunia dan kami akan mempertahankannya. Rusia dan semuanya orang di dunia harus disegani," paparnya.

Sampai sekarang ini, ke-4 negara itu sudah mengatakan support ke Vladimir Putin dalam mengaku kemerdekaan dua daerah separatis pro-Rusia.

Ke-4 negara itu, yaitu Kuba, Suriah, Nikaragua, dan Venezuela.