China Stop Tayangan Premier League Minggu Ini Karena Aksi Kebersamaan ke Ukraina

jackpot89.info - Pemegang hak siar Premier League di China disampaikan akan hentikan tayangan live kelas paling atas Liga Inggris akhir minggu ini berkaitan dengan tindakan kebersamaan ke perang Ukraina.

BBC Sports memberikan laporan jika ini dilaksanakan beberapa kewenangan negeri Gorden Bambu itu karena mereka ialah sekutu Rusia di kancah geopolitik.

Sementara, The Athletic mengungkapkan hal yang sama jika iQIYI sebagai pemegang hak siar Premier League di China tidak akan siarkan laga Liga Inggris di akhir minggu 5-7 Maret.

Premier League sendiri akan lakukan tindakan kebersamaan memberikan dukungan Ukraina sejauh akhir minggu ini dengan latar warna biru-kuning, bendera Ukraina, menghias beberapa pertandingan mereka.

Warna biru-kuning itu nanti akan melingkar pada lengan kapten 20 team Premier League. Tidak itu saja, warna biru-kuning akan diperlihatkan di monitor stadion dan papan perimiter LED di tepi lapangan.

Monitor stadion dan papan iklan digital itu nanti tampilkan pesan kebersamaan Premier League, yaitu "Football Stands Together".

Premier League juga mengganti warna background simbol mereka setiap basis media sosial jadi biru-kuning.

Adapun semua laga Premier League minggu ini akan dibuka dengan seremoni kebersamaan untuk Ukraina.

Dalam penjelasannya, Premier League pastikan semua team peserta telah menyepakati gagasan kampanye kebersamaan untuk Ukraina akhir minggu ini.

"Premier League dan semua club dengan segenap hati mencela perlakuan Rusia. Kami akan memperlihatkan support untuk rakyat Ukraina di semua laga akhir minggu ini," bunyi pengakuan Premier League.

"Kami mengatakan perdamaian dan ikut berdoa untuk semuanya orang yang terimbas (perang Rusia-Ukraina)," bunyi pengakuan Premier League.

China sendiri selama ini belum jatuhkan ancaman pada Rusia, berlainan dengan cara sebagian besar beberapa negara lain di dunia.

"China dan Rusia akan meneruskan kerja sama dagang normal dalam semangat sama-sama menghargai, kesetaraan, dan keuntungan bersama," papar jubir Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, di awal minggu ini.