Manfaat Tempe yang Jarang-jarang Dijumpai, Antivirus HIV sampai Antikanker

jackpot89.info - Tempe ialah pangan tradisionil indigenous Indonesia yang dibuat dari peragian kedelai oleh kapang Rhizopus sp., dominannya ialah Rhizopus oligosporus.

Tempe salah satunya panganan ciri khas Indonesia yang termudah dicari di pasar dan disukai warga.

Sebagai info, kapang yang tumbuh akan membuat hifa, yakni benang putih yang menyelimutinya permukaan biji kedelai dan membuat hubungan misellium, hingga susunannya solid dan struktur padat.

Sri Widowati dari Balai Besar Riset dan Peningkatan Pascapanen Pertanian menjelaskan, selainnya tempe jadi panganan yang gampang dicari, gampang diatur, nikmat rasa, panganan dasar yang ini mempunyai banyak faedah untuk kesehatan badan.


Berikut manfaat tempe yang jarang-jarang dijumpai beberapa orang:

Elemen bioaktif saponin rupanya bukan hanya mempunyai kekuatan turunkan kandungan cholesterol plasma, mempunyai kegiatan anti-oksidan, tapi juga mempunyai kekuatan antikarsinogenik dan menahan HIV.

"Elemen bioaktif ini mermiliki kekuatan antivirus (HIV) walau tidak ada riset khusus berkaitan virus corona," terangnya.

Dari beragam riset dijumpai jika Saponin sudah bisa dibuktikan bisa tingkatkan status nutrisi dan mekanisme kekebalan pada pasien HIV/AIDS.

Ini jadi penting untuk pasien dengan HIV/AIDS karena biasanya minimnya konsumsi zat nutrisi pada pasien HIV/AIDS bisa mengakibatkan pengurangan status nutrisi dan imunodeficiency.

Elemen bioaktif pertama kali yang diketemukan terdapat di dalam tempe ialah Isoflavon.

"Isoflavon sebagai kompnen aktif pada kedelai dan memiliki karakter anti-oksidan yang bisa tangkap radikal bebas," kata Sri diambil dari Buku Kantong Bahan Pangan Prospektif untuk Antivirus dan Imun Booster oleh Kementerian Pertanian 2020.

Sri menerangkan, reaksi peragian kedelai jadi tempe bisa menolong aktifkan elemen isoflavon dari wujud glikon ke wujud aglikon.

Dengan aktifnya wujud aglikon ini membuat bioaktif isoflavon lebih gampang diserap oleh badan.

Berdasar riset yang sudah dilakukan oleh beberapa penelitia, didapat jika kemampuan anti-oksidan tempe sekitar di antara 186-191 mg AEAC/kg tempe.

Dalam produk tempe ada kandungan Saponin yang dikenali dengan soyasaponin dan soyasapogenol.

Diterangkan Sri, Soyaponin ini mempunyai kegiatan hipokolesterolemik yang menolong turunkan kandungan cholesterol plasma.

Protein kedelai mempunyai peranan fisiologis turunkan cholesterol serum, lemak badan dan membenahi serum insulin, maka dari itu produk kedelai, khususnya tempe mempunyai index glikemik rendah (<50).

Dalam kata lain, konsumsi tempe bisa turunkan resiko penyakit diabetes mellitus.

Elemen antimikroba pada tempe berperanan menahan dan mengobati diare.

Ini muncul karena antimikroba pada tempe sanggup melepas bakteri pemicu diare pada sel epitel usus.

Sama seperti yang disebut awalnya, tempe memiliki kandungan elemen bioaktif saponin.

Tempe memiliki kandungan saponin sekitaran 1,93 mikromol/gr, dan hemaglutinin bisa mengaktifkan sel T (limfosit) hingga bisa tingkatkan kekebalan badan.

Rupanya faedah dari bioaktif isoflavon bukan cuma untuk anti-oksidan saja, tetapi membupanyai peranan fisiologi yaitu sebagai antikanker.

Antikanker kerap dikatakan sebagai obat sitostatika, yang biasanya dipakai untuk membunuh atau menghalangi proses proliferasi sel kanker.

Anti-oksidan isoflavon, saponin, fitosterol dan asam fitat pada tempe mempunyai peranan sebagai antikanker.

Sri menjelaskan, tidak ada ukuran khusus untuk konsumsi tempe, tetapi untuk memperoleh faedah yang optimun, bisa konsumsi 2-3 potong, atau sekitaran 50-75 gr tempe setiap hari.

Berkaitan, rumor yang mengatakan jika konsumsi masakan tempe bisa tingkatkan kandungan asam urat darah.

Sri memperjelas jika sampai sekarang ini, hasil dari beragam study pandemiologi memperlihatkan tidak ada bukti jika konsumsi produk buatan kedelai sama seperti yang banyak dilaksanakan oleh warga di Asia mengakibatkan bertambahnya kandungan asam urat pada serum darah.