Roma mengawali project besar baru musim ini dengan menunjuk Mourinho sebagai pelatih. Keputusan ini termasuk berani. Menunjuk Mou memiliki arti ada tekad juara.
Awalnya musim Roma jalan lumayan baik, bahkan juga sempat berkompetisi di kelas atas. Tetapi, sekarang sesudah 11 laga, Roma mulai terseok-seok.
Kesusahan Roma ini semakin bertambah jelek karena si pelatih malah seringkali mengeluhkan masalah wasit. Pasti ini bukanlah pertamanya kali untuk Jose Mourinho.
Mulai protes wasit
Mencuplik Football Italia, Mourinho sang Special One mengawali musim ini dengan lumayan baik, tetapi segala hal lebih buruk sesudah kekalahan pertama.
Roma menuai 7 kemenangan berturut-turut di semua persaingan. Mereka menerima kekalahan pertama kali dalam tanding derby della Capitale, kalah 2-3 dari Lazio.
Saat itu pertama kainya Mourinho kedengar mengeluh kepimpinan wasit dan VAR. Keluh kesah ini cukup berani, ingat Mourinho sempat usaha mengganti kesukaannya.
Makin ketekan, kerap berbicara
Sesudah keluh kesah pertama kalinya, Mourinho makin kerap berbicara. Hasil laga yang kurang memberikan kepuasan membuat ketekan dan berbicara semakin banyak.
Roma kalah atas Juventus dan AC Milan bbeberapa minggu paling akhir. Mereka bahkan juga dibantai Bodo/Glimt dengan score mutlak 1-6 di UEFA Konferensi League.
Bahkan juga Mourinho ditendang wasit dari pertandingan 0-0 Roma versus Napoli, akhir Oktober 2021 kemarin. Diia coba bungkam kemudian, tetapi Mourinho teruslah Mourinho.
Team berbeda, Mourinho masih tetap
Sesudah menelan beberapa hasil jelek dan menyaksikan status Roma ketinggalan di klassemen sementara, Mourinho terlihat memperlihatkan kembali rutinitas lama waktunya sepanjang tahun.
Ia mulai seringkali mengeluhkan di media, entahlah itu saat sebelum laga atau setelah laga. Mourinho mempersalahkan wasit untuk kesusahan teamnya.