Lain dengan Delta, Dokter RS Paru Persahabatan Paparkan Tanda-tanda Khusus Omicron

jackpot89.info - Lain dengan Virus Terbaru Delta, Dokter RS Paru Persahabatan Paparkan Tanda-tanda Khusus Omicron

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan menerangkan keadaan medis terbaru pasien Omicron di Indonesia. Berdasar tanda-tandanya, benar-benar berlainan dengan pasien yang terkena COVID-19 Delta.

Menurut dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan, pasien COVID-19 Delta biasanya mengeluh demam sampai anosmia, tanda-tandanya terhitung ciri khas. Sementara yang terkena Omicron, sebagian besar mengeluh tanda-tanda COVID-19 batuk dan keluh kesah demam angkanya tidak berarti.

"Rupanya saat ini batuk sebagai entry point-nya. Dahulu Delta 80 % demam, ini tanda-tanda paling banyak pasien Omicron batuk kering," papar ia dalam pertemuan jurnalis PDPI Omicron, Senin (24/1/2022).

"Lihat beberapa orang yang batuk kering, tubuh kurang kuat, fatigue atau kecapekan. Batuknya umumnya kering dan saat ini yang kita saksikan tanda-tanda yang kerap selainnya batuk ialah ngilu kerongkongan, gatal kerongkongan, karena Omicron bereplikasi banyak di aliran napas," tambahnya.

RSUP Persahabatan menjaga 17 pasien kasus positif dan probable Omicron. Ada 10 pasien lelaki dan 7 pasien wanita, 35 % salah satunya tidak memiliki gejala. Sementara yang memiliki gejala, alami keluh kesah enteng sebagai berikut.


  1. Batuk kering: 7 atau 63 %

  2. Ngilu kerongkongan: 6 atau 54 %

  3. Pilek: 3 atau 27 %

  4. Sakit di kepala: 4 atau 36 %

  5. Keram perut: 1

  6. Demam: 2 atau 18 %

dr Erlina menerangkan, dari beberapa yang terkena ada yang mempunyai kisah penyakit komorbid seperti hipertensi, diabetes, sampai asma. Untuk barisan penderita komorbid, tanda-tandanya dapat beresiko berat sampai memberikan ancaman jiwa terutama bila lanjut usia.

"Jika punyai komorbid, lansia, ada tanda-tanda Omicron seperti ngilu kerongkongan, batuk, kurang kuat, lemas, selekasnya memeriksa diri. Jika terverifikasi positif, lanjut usia dan komorbid saya anggap seharusnya dirawat," tandas dr Erlina.