jackpot89.info - Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (AS) minta beberapa atletnya tidak memakai handphone individu saat berlaga di Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China bulan kedepan. Sebagai tukarnya, mereka dianjurkan memakai burner phone atau handphone burner alias HP sekali saja pakai.
Di film bertopik mata-mata, tubuh intelijen atau thriller kriminil, kerap diperlihatkan seorang buang handphone sesudah dipakai. Burner phone umumnya sebagai handphone feature kuno yang paling murah yang cuman bisa dipakai untuk panggilan telephone dan mengirimi pesan text.
Piranti ini memanglah tidak ditujukan untuk dipakai dalam periode waktu yang lama. Burner phone umumnya diberi kartu SIM prabayar dengan credit (pulsa) yang termuat ke dalamnya. Sesudah credit habis, kita dapat membuangnya, bergantung berapakah lama kita ingin memakai piranti.
Cara yang termasuk berlebihan ini dilaksanakan AS membuat perlindungan atletnya dari penyadapan. Mereka cemas akan pemantauan ketat yang diaplikasikan pemerintahan China dan memperhitungkan ada piranti lunak beresiko menyelusup ke piranti punya olahragawan.
Peringatan itu awalnya pernah 2x dikatakan tahun kemarin, untuk mewanti-wanti beberapa olahragawan mengenai peluang pemantauan kegiatan digital saat ada di China.
"Tiap piranti, komunikasi, transaksi bisnis, dan kegiatan online bisa diawasi. Piranti Anda dapat dimasuki dengan piranti lunak beresiko yang bisa berpengaruh negatif pada pemakaian piranti di periode kedepan," begitu bunyi peringatan itu seperti diambil dari The Verge.
Sumber yang lain dikutip dari Wall Street Journal mengatakan, tidak cuman AS yang sampaikan ini ke beberapa atletnya, Inggris, Kanada, dan Belanda sudah mengingatkan beberapa olahragawan supaya tidak bawa barang electronic individu mereka ke negara tersebut.
Kekuatiran Komite Olimpiade dan Paralimpiade ini bukanlah tanpa argumen. Pada 2019, beritanya China kedapatan memasangkan spyware secara sembunyi-sembunyi di handphone pelancong yang masuk dari daerah Xinjiang. Wilayah yang dipantau ketat ini ditempati oleh beberapa orang Uyghur.
Disamping itu, barisan penelitian Citizen Lab mendapati jika program Olimpiade My2022 China, yang perlu terpasang oleh semua peserta Olimpiade dan Paralimpiade, sarat dengan lubang keamanan yang bisa mengakibatkan pelanggaran privacy, pemantauan, dan peretasan.
Flashback saat Beijing melangsungkan Olimpiade Musim Panas 2008, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS keluarkan peringatan sama untuk tiap wisatawan yang berkunjung China, mengingatkan jika bawa piranti apa saja mempunyai potensi membuat mereka beresiko alami akses tidak syah dan perampokan data oleh komponen pemerintahan, kriminil, atau asing.
Tetapi, sedikit berlainan pada Olimpiade ini kali, di tengah-tengah keadaan wabah COVID-19, beberapa olahragawan peluang akan tergantung pada piranti mobile mereka untuk selalu terkait dengan rekan dan keluarga. Ini semakin lebih sulit dilaksanakan handphone burner yang diperlengkapi dengan batas data mobile, SMS, dan panggilan.
Tapi bahkan juga bila olahragawan Olimpiade ingin memakai handphone burner mereka untuk berselancar di internet, mereka kemungkinan tetap tidak bebas terhubung internet karena China dikenali benar-benar batasi internet.
Sepanjang Olimpiade 2008, China janji untuk memberi koneksi internet tidak terbatas ke pemirsa, wartawan, dan olahragawan. Untuk dipahami, negara yang dikenali dengan panggilan The Great Firewall of China ini memblok beberapa website terkenal seperti Google, YouTube, Twitter, Facebook, Netflix, dan banyak.
Tetapi, China nampaknya tidak memenuhi janjinya. Banyak reporter memberikan laporan jika mereka tetap tidak bisa terhubung website tertentu, terhitung BBC China, beberapa media massa Hong Kong, dan situs organisasi hak asasi manusia Amnesty International.
Menyikapi peringatan yang disampaik AS ini kali ke beberapa atletnya, China satu kali lagi menjelaskan akan memberi koneksi internet tanpa sensor ke olahragawan dan wartawan. Tapi tidak terang apa negara tersebut akan memblok beberapa situs tertentu.