jackpot89.info - Pusat Pengaturan dan Penangkalan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan variasi Omicron memunculkan COVID-19 yang lebih enteng dibandingkan variasi Delta, variasi yang pernah memacu kenaikan kasus besar di beberapa negara terhitung Indonesia. Hal itu merujuk pada durasi waktu rawat inap yang lebih singkat, perawatan intens lebih kurang, dan lebih rendahnya resiko kematian.
Diambil dari Reuters, penelitian menulis bersamaan kenaikan tajam jumlah kasus COVID-19, prosentase pasien dirawat inap di unit perawatan intens (ICU) 26 % lebih rendah dibandingkan gelombang variasi Delta pada 2021. Hasil penelitian itu selanjutnya dipublikasi di CDC Morbidity and Mortality Weekly Report.
Riset menyebutkan, tingkat keparahan penyakit karena infeksi variasi Omicron condong lebih rendah dibandingkan variasi Delta dikuasai oleh lingkup vaksinasi COVID-19 yang sekarang telah semakin tinggi dibandingkan 2021.
Disamping itu, kebal warga sekarang semakin kuat karena vaksinasi COVID-19 telah semakin makin tambah meluas, ditambahkan kekebalan alami dari infeksi virus Corona awalnya.
Berdasar analitis data di Afrika Selatan, Inggris, dan Skotlandia awalnya, kasus rawat inap pada barisan anak-anak relatif tinggi sepanjang gelombang Omicron. Periset menyangka, hal itu karena tingkat lingkup vaksinasi COVID-19 yang lebih rendah pada anak-anak dibandingkan barisan dewasa.
Tetapi catatannya, variasi Omicron bisa dibuktikan menebar dengan sangat cepat dan mencatat rekor baru jumlah kasus infeksi dan rawat inap di AS. Akhirnya, sekarang mekanisme perawatan kesehatannya terdampak.