Masalah Pro-kontra Haji di Metaverse, Ini Keterangan MUI

jackpot89.info - Pada Desember tahun kemarin, Arab Saudi sudah mendatangkan bantai aswad, sebuah batu hitam yang berada di tenggara Kabah, dalam metaverse.

Secara simpel, metaverse sebuah ruangan virtual yang manfaatkan tehnologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang memungkinkannya semuanya orang untuk bergabung dan berhubungan.

Ketua Presidensi Dua Mushola Suci Sheikh Abdul Rahman al-Sudais jadi orang pertama kali yang coba tehnologi namanya "Virtual Black Stone Initiative" itu.

"Arab Saudi mempunyai situs keagamaan dan riwayat besar yang perlu kita digitalkan dan sampaikan ke semuanya orang lewat fasilitas tehnologi terkini," kata Sheikh al-Sudais, diambil dari Middle East Eye.

Ide ini memacu pembicaraan umat Islam di sosial media. Beberapa pemakai menyebutkan tehnologi VR ini malah menghancurkan agama.

Sementara pemakai sosial media yang lain menanyakan peluang berhaji lewat metaverse dengan melingkari Kabah lewat virtual.

Bagaimana respon dari Majelis Ulama Indonesia (MUI):


Keterangan MUI

Ketua Sektor Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh menjelaskan, penerapan beribadah haji dengan berkunjung Kabah lewat virtual dan tidak penuhi persyaratan.

Karena, aktivitas beribadah haji sebagai beribadah mahdlah yang tata langkah realisasinya telah ditetapkan.

"Haji itu sebagai beribadah mahdlah, besifat dogmatik, yang tata langkah realisasinya atas dasar apa yang telah diilustrasikan oleh Nabi SAW," kata Niam saat dikontak Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Menurut dia, ada banyak ritus dalam haji yang memerlukan kedatangan fisik dan berkaitan dengan tempat tertentu, seperti thawaf.

Dia menerangkan, tata langkah thawaf ialah melingkari Kabah sekitar 7x perputaran diawali dari pojok bantai aswad (secara fisik) dengan status Kabah ada di samping kiri jamaah.

"Manasik haji dan umrah tidak dapat dikerjakan dalam hati, dalam harapan, atau lewat virtual, atau dikerjakan dengan melingkari gambar Kabah atau tiruan Kabah," terang ia.


Untuk pengenalan lokasi penerapan haji saja

Niam menjelaskan, basis untuk lawatan Kabah lewat virtual lewat metaverse dapat digunakan untuk mengenal lokasi yang jadi tempat penerapan beribadah haji.

Menurut dia, lawatan virtual bisa juga dilaksanakan untuk penyiapan penerapan beribadah atau umum dikatakan sebagai latihan manasik haji atau umrah.

"Lawatan ke Kabah lewat virtual dapat dimaksimalkan untuk explore dan mengenal lebih dekat, dengan 5 dimensi, supaya ada pengetahuan yang utuh dan mencukupi saat sebelum penerapan beribadah," katanya.

Untuk Niam, ini sebagai sisi dari pengembangan tehnologi yang penting direspon secara seimbang.

"Tehnologi yang menggerakkan pemudahan, tetapi di saat yang serupa harus paham, tidak seluruhnya aktivitas beribadah dapat diganti dengan tehnologi," tutupnya.