Ada Ular Berkepala Dua, Apa Pemicunya?

jackpot89.info - Sepanjang tahun, beberapa periset sudah mendokumenkan hewan-hewan berkepala dua.

Peristiwa unik ini diketemukan pada beberapa macam hewan, terhitung ular.

Satu ekor ular berkepala dua pernah diketemukan di Florida. Ular itu dibawa oleh kucing piaraan ke rumah pemiliknya.

Ular yang dinamakan Dos itu selanjutnya dibawa ke Florida Wildlife Conservation's Fish and Wildlife Research Institute supaya memperoleh perawatan yang lebih bagus.


Apa pemicu ular berkepala dua?

Dikutip dari Smithsonian Magazine, ular berkepala dua atau bicephaly mulai terjadi saat embrio memotong jadi kembar sama, tapi tidak terpisah seutuhnya.

Keadaan ini bukan hanya terjadi pada ular. Pada manusia, bicephaly hasilkan bayi kembar siam.

Sepasang kembar siam bisa disambungkan di titik mana saja di sejauh tulang belakang dan share organ yang lain, tergantung di mana mereka tersambung.

Dikutip dari National Geographic, walau susah ditegaskan, perkawinan sedarah dalam penangkaran bisa mengakibatkan semakin banyak kelahiran ular berkepala dua.

"Tidak ada statistik yang ada, karena sebagian besar ular berkepala dua tidak bisa tahan lama sesudah terlahir di alam liar," kata Van Wallach, periset di Museum of Comparative Zoology, Harvard University.

Dos mempunyai dua kepala mandiri dengan masing-masing kepala mempunyai otak.

Sayang, keadaan ini mengakibatkan permasalahan, baik saat menghindar pemangsa ataupun waktu coba cari makanannya sendiri.

Sebuah video menunjukkan saat dua kepala Dos berusaha untuk putuskan mereka harus jalan ke mana.

"Bila ke-2 kepala benar-benar bersisihan, itu bisa menjadi lebih susah untuk mereka," kata herpetologis dari University of Tennessee, Gordon Burghart.

"Dengan semakin banyak pembelahan, mereka bisa melakukan tindakan sedikit berdikari."

Susah untuk memprediksi berapa sangat jarang bicephaly terjadi antara ular liar.

Masalahnya mereka umumnya cuman bertahan sepanjang beberapa minggu hingga mereka susah diketemukan dan diabadikan beberapa periset.

Tetapi, sebuah makalah yang diedarkan di tahun 2013 di Journal of Comparative Pathology mendapati, dari 4.087 telur viper yang ditelaah, tiga menetas dengan bicephaly dan dari 324 tukik ular derik, tidak ada yang mempunyai bicephaly.

Menurut Burghart, hewan-hewan berkepala dua ini jangan dipandang makhluk aneh.

"Mereka organisme dengan motivasi dan individualitas yang seperti yang lain. Mereka memberikan kita peluang untuk pelajari kerja-sama dan proses mengontrol satu badan dengan 2 mekanisme saraf. Pelajari mereka kemungkinan memberi beberapa wacana mengenai permasalahan keberlangsungan hidup yang ditemui oleh kembar siam."