jackpot89.info - Intern pemerintahan Rusia terpecah berkaitan agresi ke Ukraina, dengan seorang komandan intelijen Rusia ditaruh di bawah tahanan rumah.
Kolonel Jenderal Sergei Beseda, Kepala Dinas Ke-5 dari Dinas Intelijen FSB Rusia, dan Wakil Beseda ditahan di bawah tahanan rumah, menurut sebuah laporan oleh instansi pemikir non-partisan Pusat Analitis Peraturan Eropa (CEPA) dikutip dari The Jerusalem Post pada Sabtu (19/3/2022).
Seksi Ke-5 Dinas Intelijen FSB Rusia bertanggungjawab untuk info intelijen ke Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai Ukraina mendekati perang.
"Kelihatannya dua minggu perang, Putin sadar jika ia betul-betul lakukan kekeliruan. Kementerian, takut akan responnya, dan cuman akan memberitahu Putin apa yang ingin ia dengar," catat wartawan interograsi Rusia Irina Borogan dan Andrei Soldatov dalam laporan CEPA.
Ke-2 reporter menambah jika mereka sudah mengawasi Departemen Info Operasi (DOI), cabang intelijen asing FSB, semenjak dibangun sebagai direktorat di akhir 1990-an.
Faksi Rusia belum memverifikasi laporan jika Kolonel Jenderal Beseda ada di bawah tahanan rumah.
Beseda jadi target ancaman yang diaplikasikan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa pada 2014, saat perselisihan pecah di Ukraina dan Rusia menempati Krimea.
Pada Sabtu (19/3/2022), seorang petinggi AS menjelaskan ke The Wall Street Journal jika laporan-laporan masalah Beseda yang ditaruh di bawah tahanan ialah "dapat dipercaya".
Petinggi itu mengklaim pemecahan terjadi di antara FSB dan Kementerian Pertahanan Rusia berkenaan agresi ke Ukraina.
Sementara laporan media asing dan petinggi asing memperlihatkan jika faksi pertama Rusia sebelumnya yakini bisa menggantikan Kyiv, ibukota Ukraina, dalam perhitungan hari.
Namun, nyaris satu bulan selanjutnya pasukan Rusia masih tidak berhasil melakukan, karena perlawanan yang kuat dari Ukraina dan kontribusi Barat mengucur ke negara tersebut.
"Susah memikirkan beberapa intelijen senior (Rusia) bicara dengan Putin dan tidak memberitahu Putin apa yang ingin ia dengar, terlebih bila itu kepercayaan yang digenggam tegar (keunggulan dalam perang), kepercayaan Putin mengenai Ukraina," kata Jeffrey Edmonds, bekas petinggi CIA dan Dewan Keamanan yang mempunyai pengetahuan khusus di teritori itu.
Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang dikucilkan, memverifikasi penahanan intelijen itu ke The Times.
Disampaikan jika petugas FSB memeriksa lebih dari 20 alamat disekitaran Moskwa dari sama-sama petugas FSB, yang diduga berkontak dengan reporter.
"Dasar resmi untuk lakukan pemeriksaan ini ialah dakwaan penggelapan dana yang didistribusikan untuk aktivitas subversif di Ukraina. Argumen sebetulnya ialah info yang tidak bisa dihandalkan, tidak komplet, dan beberapa palsu mengenai keadaan politik di Ukraina," lebih Osechkin.
Ia menganalisa laporan pelapor yang di-claim dicatat oleh FSB beberapa paling akhir di website kepunyaannya "Gulagu.ru". Didalamnya, seorang riset FSB menulis "saat ini mereka (Kremlin) secara metodis mempersalahkan kami (FSB). Kami dicerca karena analisis yang kami beri".
Three independent sources report that the deputy chief of Russia's Rosgvardia (a unit of RU's interior army which has had tremendous losses in Ukraine), Gen. Roman Gavrilov has been detained by FSB. Gavrilov had also previously worked in FSO, Putin's security servis.
Beberapa petinggi simpatisan pemerintahan sudah dicabut dari status mereka di tengah-tengah gempuran Rusia ke Ukraina. Ini terhitung Jenderal Roman Gavrilov, dengan laporan media Rusia terpecah mengenai apa ia dikeluarkan atau memundurkan diri.
Penyelidik Bellingcat Christo Grozev memberikan laporan jika Gavrilov ditahan , karena mungkin "kebocoran (info) militer yang mengakibatkan lenyapnya nyawa."
Jendral ke-5 meninggal
Dalam pada itu dari Kyiv, Ukraina umumkan sudah membunuh salah satunya komandan paling senior Rusia, yang hendak jadi kematian ke-5 jenderal dari pasukan Vladimir Putin semenjak agresi Rusia ke Ukraina diawali.
Dikutip dari Newsweek pada Sabtu (19/3/2022), staff Umum Angkatan Membawa senjata Ukraina menjelaskan Letnan Jenderal Andrei Mordvichev, Komandan Angkatan Darat Umum kedelapan Area Militer Selatan Angkatan Membawa senjata Rusia, sudah meninggal.
Pengakuan itu tidak menjelaskan di mana ia wafat. Tapi bekas penasihat calon presiden Oleksiy Arestovych menjelaskan ia terbunuh saat pasukan Ukraina serang sebuah bandara di Chornobayivka, di daerah Kherson, berdasar laporan Interfax.
Informasi itu disampaikan oleh Kyiv Independent dan beberapa toko Barat.
Kementerian pertahanan Rusia, yang sudah dikontak Newsweek untuk diminta komentar, belum memverifikasi kematian Mordvichev, sikapnya sesuai pengatasan mayoritas claim awalnya oleh Ukraina mengenai kematian beberapa jenderal.