Mengapa Dokter Pandemi di Eropa Menggunakan Kedok Burung?

jackpot89.info - Beberapa pandemi penyakit pernah menerpa dunia, menebar dari 1 daerah ke daerah lain.
Pandemi itu makan beberapa korban, bahkan juga sampai beberapa ratus juta orang dalam wabah global yang tidak tertahan.

Di Eropa era ke-17, beberapa dokter yang menyembuhkan pasien kenakan baju yang semenjak memiliki nuansa menakutkan.

Beberapa dokter pandemi itu tutupi badan mereka, dari kepala sampai ujung kaki, dan kenakan kedok dengan paruh panjang seperti burung.


Baju dokter pandemi di Eropa

Dikutip dari National Geographic, argumen beberapa dokter pandemi menggunakan kedok burung dengan paruh panjang ialah salah paham mengenai karakter penyakit beresiko itu.

Sepanjang masa pandemi pes, wabah berulang-ulang di Eropa sepanjang beratus-ratus tahun, beberapa kota yang dirundung penyakit itu sewa dokter pandemi yang mempraktikkan penyembuhan untuk warga kaya dan miskin.

Beberapa dokter ini memberi resep ramuan perlindungan dan penangkal pandemi, surat warisan, dan lakukan otopsi; beberapa melakukan sekalian kenakan kedok burung.

Baju itu dikasih ke Charles de Lorme, seorang dokter yang layani keperluan klinis banyak bangsawan Eropa sepanjang era ke-17, terhitung Raja Louis XIII dan Gaston d'Orléans, putra Marie de Médici.

de Lorme memvisualisasikan, baju dokter yang dia gunakan meliputi mantel yang dilapis lilin beraroma, celana yang tersambung ke sepatu bot, baju yang disembunyikan, topi, dan sarung tangan yang dibuat dari kulit kambing.

Dokter pandemi bawa tongkat yang memungkinkannya mereka untuk menyerang atau menangkis korban.

Peralatan yang digunakan di kepala dokter pandemi juga benar-benar tidak biasa.

Dokter pandemi kenakan kacamata, dan kedok dengan hidung panjang, seperti paruh, yang diisi minyak wangi dengan dua lubang, satu setiap segi dekat lubang hidung, tapi cukup buat bernapas.


Mengapa dokter pandemi di Eropa menggunakan masker burung?

Baju yang digunakan beberapa dokter pandemi di Eropa ditujukan membuat perlindungan dokter dari toksin.

Awalnya, dokter yakin jika pandemi menebar lewat udara beracun yang bisa membuat kesetidakimbangan cairan badan.

Minyak wangi dengan wewangian manis dan menusuk dipandang sanggup mengasapi tempat yang dirundung pandemi dan membuat perlindungan orang yang menciumnya.

Dokter pandemi isi kedok burung mereka dengan theriac, yaitu senyawa yang terbagi dalam 55 herbal dan elemen lain seperti bubuk daging ular bludak, kayu manis, mur, dan madu.

De Lorme berpikiran jika wujud kedok burung akan memberikan cukup waktu untuk udara untuk diproteksi oleh tanaman perlindungan, saat sebelum serang lubang hidung dan paru-paru beberapa dokter.

Walau sebenarnya, pandemi pes waktu itu disebabkan karena Yersinia pestis, bakteri yang disebarkan dari hewan ke manusia dan lewat gigitan kutu, contact dengan cairan atau jaringan yang tercemar, dan mengisap tetes infeksi dari batuk atau bersin orang dengan pneumonia.

Pada akhirannya, baju beberapa dokter dan sistemnya tidak membuat beberapa ketidaksamaan.

"Sayang, taktik terapeutik beberapa dokter pandemi kekinian awalnya sedikit menolong perpanjang hidup, memudahkan kesengsaraan, atau memberi dampak pengobatan," kata sejarawan Frank M. Snowden.

Dokter pandemi kemungkinan dikenal, tapi sampai timbulnya teori kuman pemicu penyakit dan antibiotik kekinian, baju dokter pandemi tidak memberi pelindungan riil pada penyakit.