Sampai Kapan Putin Perintahkan Agresi Rusia ke Ukraina? Ini Perkiraannya

jackpot89.info - Agresi Rusia ke Ukraina atas perintah Vladimir Putin hadapi perlawanan yang lebih keras dan ongkos yang semakin tinggi dibanding yang dipikirkan Kremlin, tapi pimpinan Rusia itu kemungkinan tetap tidak dipengaruhi dalam usaha merealisasikan tekadnya.

Sebulan sesudah agresi yang diawali pada 24 Februari, Moskwa hadapi rugi militer yang besar dan ancaman yang belum sempat terjadi awalnya, tapi perkembangannya relatif sedikit di medan tempur.

Menurut beberapa riset, beragam factor terhitung peralihan musim bahkan juga akseptasi harus militer baru Rusia mendatang, bisa menggerakkan Putin untuk tekan perang Rusia Ukraina sepanjang beberapa bulan kedepan.

Arah intinya, menurut banyak riset Barat dan sumber keamanan yang bicara dengan AFP, masih tetap kuasai semua Ukraina sampai tepian Polandia.

Namun, perkembangan militer yang berhenti di atas lapangan bisa mendorongnya untuk memburu penuntasan yang dirundingkan, lalu Rusia cari konsesi kecil dari Kyiv yang selanjutnya bisa di-claim Moskwa sebagai kemenangan.

Salah satunya arah awalnya Kremlin yang nampaknya diundur untuk sekarang ini ialah penggulingan langsung Presiden Volodymyr Zelensky. Ajakan untuk peralihan pemerintahan saat ini jarang-jarang kelihatan dari pengakuan Kremlin.

"Gagasan awalnya, yang kemungkinan sebagai perang kilat untuk kuasai Kyiv dengan cepat sekali dan jatuhkan pemerintahan Ukraina, gagal," kata Marie Dumoulin direktur program Wider Europe di European Council on Foreign Relations (ECFR).

"Hasil yang paling kemungkinan saat ini ialah Putin akan memaksimalkan usahanya dan berpindah ke taktik perang kotor untuk tingkatkan korban jiwa untuk Ukraina dan memaksakan mereka berserah," sambungnya.


"Perusakan dan hukuman"

Mariupol City Council lewat AP Gambar ini diambil dari video yang disiapkan oleh Dewan Kota Mariupol memperlihatkan imbas dari Rumah Sakit Mariupol sesudah gempuran di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Gempuran Rusia menghancurkan kronis rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin di kota dermaga Mariupol yang terkepung, kata petinggi Ukraina. Presiden Volodymyr Zelensky menulis di Twitter jika ada beberapa orang, anak-anak di bawah puing-puing rumah sakit dan menyebutkan gempuran itu sebagai kekejaman.Perlawanan Ukraina yang gigih dan rugi besar yang diakibatkan pada Rusia--yang sepanjang beberapa minggu tidak mengutarakan korban meninggal pada pihak militer--berarti perang ini benar-benar berlainan dari operasi untuk mencaplok Crimea pada 2014, dan interferensi tahun 2015 di Suriah untuk menolong pemerintahan di situ.

Aliran perundingan terbuka saat ini. Zelensky menjelaskan, ia siap bicara dengan Putin. Delegasi Rusia dan Ukraina melangsungkan beberapa perputaran perbincangan di Belarus, dan Turki siap untuk turun tangan sebagai perantara.

Rusia tidak bisa ambil beberapa langkah seperti pemakaian senjata kimia atau menarget konvoi kemanusiaan, kata beberapa riset.

Aspek khusus yang lain ialah bila pasukan dari sekutu Rusia yakni Belarus masuk perang dalam usaha menggoyangkan kesetimbangan di front utara.

"Putin masih berpikiran tidak bersambung semacam ini dan ia akan memaksa kehendaknya dengan apa saja perlawanannya," kata Frederic Charillon profesor jalinan internasional di Clermont Auvergne University.

Hadapi dengan kesusahan tentara Rusia di atas lapangan dan ancaman pada Rusia, Putin "bagaimana juga makin bergerak ke perang keruntuhan dan hukuman," sambungnya.

"Pertanyaannya bukan apa yang ingin ia peroleh, tapi bagaimana dan berapa resikonya," kata Tatiana Stanovaya pendiri firma analitis R.Politik dan periset di Carnegie Moscow Center.

"Ini akan memerlukan waktu, akan mengakibatkan semakin banyak permasalahan, tapi ia percaya jika ia tidak punyai opsi dan ia sedang dalam visi monumental" untuk mengembalikan dampak Rusia.


Netralitas Ukraina kurang cukup untuk Putin

AFP/SERGEY DOLZHENKO dan ALEXANDER ZEMLIANICHENKO Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan jurnalis bersama Kanselir Jerman di Kremlin, Moskwa (20/8/2021).Tuntutan teritorial dari Rusia--selain Ukraina menjauhi NATO--kemungkinan besar ialah pernyataan Ukraina atas Crimea sebagai sisi dari Rusia, dan daerah Donetsk dan Luhansk yang pisahkan diri sebagai daerah merdeka.

Rusia ingin kuasai daerah di tenggara Ukraina--dan khususnya kota Mariupol yang terkepung--untuk menyambungkan Crimea dengan Rusia lewat lajur darat.

Pasukannya selanjutnya dapat tekan ke barat ke kota dermaga Odessa di Laut Hitam.

Zelensky menjelaskan, status Crimea dan negara sisi pro-Moskwa yang pisahkan diri bisa dibicarakan, tapi dengan ketetapan tiap peralihan besar perlu ditempatkan ke referendum.

Rugi Rusia yang bertambah bisa tempatkan Putin di bawah penekanan lokal, tapi selama ini tidak ada pertanda pemecahan krisis dalam elite Rusia.

"Kunci untuk Putin ialah kemampuan, penekanan, dan kemenangan," kata Abbas Gallyamov, bekas penulis pidato Kremlin yang saat ini jadi konselor politik. "Ia tidak dapat mundur tanpa mempunyai suatu hal untuk diperlihatkan.

"Ia memerlukan persetujuan mengenai netralitas Ukraina. Tetapi ini terang kurang cukup. Ia inginkan pernyataan Crimea dan republik separatis pro-Rusia Luhansk dan Donetsk."