Media Asing Soroti Tindakan Polisi Menembakkan Gas Air Mata sampai Pengeroyokan Ade Armando dalam Demonstrasi di DPR RI


jackpot89.info - Beberapa media asing ikut menyampaikan tindakan demo yang terjadi di muka Gedung DPR/MPR Republik Indonesia (RI) pada Senin (11/4/2022).

Satu diantaranya, yaitu Agence France-Presse (AFP), sebuah kantor informasi internasional yang berkantor pusat di Paris, Perancis.

Pada Senin malam, AFP mengeluarkan artikel dengan judul "Indonesia police fire tear gas, water cannon at protesters".

Dalam artikel itu, AFP menyorot tindakan polisi Indonesia yang kerahkan gas air mata dan meriam air pada beberapa ribu mahasiswa yang berdemo melawan ekstensi batasan periode kedudukan presiden, sesudah rumor tersebar sepanjang beberapa minggu mengenai kekuatan peralihan konstitusi negara.

AFP memberi deskripsi jika Pemilu di Indonesia selanjutnya sudah direncanakan akan diselenggarakan pada 2024 dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak penuhi persyaratan untuk mencalonkan diri karena Indonesia berlakukan batas dua periode kedudukan pada presidennya.

Tapi, beberapa menteri senior dan beberapa parpol di bulan lalu disebutkan sudah merekomendasikan penyeleksian harus diundur dan konstitusi diamandemen untuk memungkinkannya presiden memegang lebih dari dua masa.

Disampaikan AFP, kelihatan sekitaran 2.000 mahasiswa bergabung di muka gedung DPR untuk berdemonstrasi.

Indonesia disebutkan sudah melihat demo sama tumbuh di semua negeri dalam satu minggu paling akhir.

"Kami menuntut DPR tidak mengkhianati konstitusi dengan lakukan amandemen dan kami dengan tegas menampik penangguhan Pemilu 2024," catat AFP, mencuplik pengakuan Koordinator demonstrasi Luthfi Yufrizal.



Singgung pengerubutan Ade

Dalam artikel itu, disebut jika reporter AFP pada tempat peristiwa melihat Polisi selanjutnya tembakkan gas air mata dan meriam air untuk bubarkan beberapa demonstran.

Berkaitan ini, AFP mendapatkan verifikasi dari Kapolda Metro Jaya Fadil Imran.

Kapolda Metro Jaya Fadil Imran menjelaskan strategi itu dipakai sesudah satu kelompok demonstran serang Ade Armando, seorang akademiki yang luas dipandang pro-Joko Widodo.

Kata Polisi, Armando menanggung derita cedera di kepalanya sesudah dipijak-pijak oleh demonstran yang geram.

Sebuah video yang belum diverifikasi AFP, memperlihatkan Armando berdarah, mukanya lebam kronis, saat petugas polisi menariknya pergi.

Imran menjelaskan enam petugas Polisi terserang dan cedera saat coba mengevakuasi Ade Armando.

"Kami janji akan tindak tegas siapa yang menyalahi hukum dan sebagai dalang dari peristiwa ini," kata Kapolda, sambil menambah keseluruhan 80 demonstran ditahan.

AFP memberikan laporan pembicaraan mengenai penangguhan penyeleksian dan ekstensi periode kedudukan presiden sudah menghangat semenjak Maret, walau Presiden Jokowi sendiri menyapa anjuran itu seringkali.

Pada Minggu, Presiden Jokowi mengulang jika itu ialah pertaruhan.

"Agenda Pemilihan presiden dan Pemilihan kepala daerah 2024 telah disetujui. Semua jelas sudah," kata Jokowi dalam ciutannya.

"Tidak boleh terhasut oleh kebutuhan politik yang tidak penting," lebih Presiden.

Media asing Reuters menyampaikan tindakan demo yang dikerjakan di muka Gedung DPR/MPR RI.

Pada Senin malam, salah satunya kantor informasi paling besar di dunia yang berkantor pusat di London, Inggris itu mengeluarkan artikel dengan judul "Indonesia police fire tear gas to disperse protest at parliament".

Reuters menyorot sikap polisi Indonesia yang tembakkan gas air mata dan meriam air untuk bubarkan beberapa ratus mahasiswa yang protes harga minyak goreng yang tinggi dan ekstensi periode kedudukan Presiden Jokowi yang dipermasalahkan.

Disebut jika, demo itu adalah dari beberapa demo yang terjadi bertepatan di semua Indonesia pada Senin, terhitung di Sulawesi Selatan, Jawa Barat (Jabar), dan Jakarta.

Reuters juga memberikan pengakuan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran berkaitan demo.

Fadil Imran menjelaskan pada pertemuan jurnalis jika seorang dosen kampus yang berperan serta dalam demo menanggung derita cedera "berat" sesudah barisan "non-mahasiswa" memukul dan menginjaknya.

Ia tidak menjelaskan kenapa barisan itu menarget si dosen.