jackpot89.info - Subandi (68), pedagang es cendol, masih repot menggerakkan gerobaknya keliling di teritori Jakarta Timur saat mayoritas warga Ibu Kota bergabung dengan keluarga di peristiwa liburan Lebaran.
Subandi akui menyengaja tidak mudik Lebaran ke desa halaman untuk berjumpa anak dan istrinya untuk mengantongi cuan sepanjang peristiwa liburan Lebaran.
"Saya menyengaja tidak mudik karena musim liburan Lebaran ini umumnya ramai (pembeli)," sebut Subandi, saat dijumpai di teritori TMII, Selasa (3/5/2022), dikutip dari Tribune Jakarta.
Subandi telah cari rejeki dengan usaha jualan es cendol semenjak tahun 1974.
Tiap hari, dia pergi dari rumah kontrakannya di Condet, Jakarta Timur, jam 09.00 WIB dan pulang saat berjualannya telah habis.
Dia jualan melingkari Jakarta Timur seperti Condet, TMII, Makasar, Cipayung, dan yang lain.
"Keliling saya, tetapi seringkali di sini (TMII)," kata Subandi.
Pria dari Semarang, Jawa tengah, biasa jualan di muka pintu satu TMII. Tetapi, karena ada revitalisasi menjelang G20, dia mau tak mau berpindah ke pintu empat.
"Saya berjualan di muka sini saja. Jika ke harus ada ijin dan tentu diminta bayar," tutur pria memakai masker biru itu," sebut ia.
Satu gelas es cendol yang dia jual dibandrol Rp 10.000. Umumnya omset yang dia dapatkan sekitaran Rp 500.000-Rp 800.000 setiap hari.
Tetapi, Subandi mengharap omsetnya dapat lebih bertambah pada peristiwa liburan Lebaran ini.
"Saya mengharap liburan Lebaran ini omsetnya bertambah supaya bisa kasih lebih buat anak dan istri di daerah," katanya.