jackpot89.info - Kekuatan berbeda warna secara cepat menjadi satu diantara kedahsyatan gurita.
Tetapi dibalik kecerdasaannya itu, gurita rupanya mempunyai segi yang lain kemungkinan sedikit dijumpai beberapa orang.
Cephalopoda ini rupanya ditakdirkan jadi yatim piatu semenjak umur benar-benar muda.
Sesudah gurita betina bertelur, si betina akan stop makan dan memulai mencederai dirinya, menyobek kulit dan menggigit ujung tentakelnya.
Di saat gurita muda keluar telurnya, induknya juga telah mati. Beberapa waktu selanjutnya, bapak gurita mati.
Kehidupan gurita yang pendek dan muram ini juga sudah lama membuat periset kagum sekalian ingin tahu.
Di tahun 1944, periset berhipotesis jika kegiatan kawin pada gurita sekalian memencet tombol perusakan diri makhluk laut itu.
Tetapi, seperti diambil dari Science Alert, Sabtu (14/5/2022) periset belakangan ini mendapati penglihatan lain dibalik sikap aneh gurita itu.
Periset mendapati, jika perkawinan nampaknya mengganti beberapa lajur biokimia penting berdasar cholesterol jadi beragam hormon pada gurita betina.
" kami mengetahui cholesterol penting dalam sudut pandang makanan dan dalam mekanisme signal yang lain pada tubuh juga. Tapi ini ialah sebuah surprise besar jika cholesterol berperanan pada proses transisi hidup ," terang Yan Wang, pakar biologi molekuler.
Pada manusia, beberapa prekursor cholesterol beracun di tingkat tinggi.
Maka dari itu, abnormalitas genetik yang tingkatkan metabolisme cholesterol bisa menyebabkan permasalahan perubahan dan sikap yang serius. Terhitung cidera diri berulang-ulang dan masalah makan. Kasus yang kronis, bahkan juga dapat memberikan ancaman nyawa.
Tanda-tanda aneh itu ingat pada sikap gurita betina di beberapa hari akhir mereka dan membuat periset mengetahui suatu hal, berkenaan organ gurita yang awalnya tidak terlampau jadi perhatian.
Organ itu ialah kelenjar optik. Organ itu serupa dengan organ hipofisis pada manusia.
Organ itu ada antara mata gurita dan berkaitan dengan perubahan seksual dan penuaan pada hewan itu.
Dalam study baru ini, periset selanjutnya mendapati, sesudah kawin kelenjar optik betul-betul keluarkan hormon seperti insulin dan prekursor cholesterol.
Ke-3 molekul pada akhirannya berperan pada signal pensinyalan yang memacu kematian. Atau peluang lain ialah molekul-molekul itu berakumulasi pada tubuh gurita yang selanjutnya membuat jadi mematikan.
Di masa datang, Wang dan beberapa rekannya mengharap bisa mempelajari lebih detil kembali molekul lain apa yang punya pengaruh pada kematian gurita.
Study ini dipublikasi di Current Biology.